Translate

Perjuangan dan tantangan hidup anak pedalaman di pegunungan Papua.



Sungguh ironis sekali, nasib anak-anak pedalaman di daerah pengunangan Papua, di atas tanah yang kaya akan sumber daya alam ini rakyatnya masih miskin baik itu miskin harta maupun miskin ilmu pengetahuan. Miskin harta diukur dari tidak memiliki uang, baju yang layak pakai juga rumah yang sehat,  tetapi di satu sisi mereka tidak melarat, karena mereka memiliki tanah yang luasnya berhektar-hektar yang di atasnya ditanami sayur-mayur dan umbi-umbian, air sungai yang melimpa mengalir langsung dari gunung batu yang dapat meminum langsung dan menikamti udara yang segar dikeluarkan langsung dari tumbuh-tumbuhan  hijau tanpa usaha keras dalam menyaring CO2 untuk menghasilkan O2 sambil mendengarkan musik dimainkan oleh deruh air terjun disertai nyanyian burung-burung yang merdu. Begitulah  jika kita hidup di desa jauh dari hiruk bikuk kota. Disisi lain mereka juga ingin merasahkan kehidupan kota dengan memiliki pengetahuan yang cukup untuk menghasilkam uang yang banyak dalam mencukupi semua kebutuhannya yaitu, tempat tinggal (rumah yang sehat),  media lain yang mendukung teknologi informasi.
  Cara menolong mereka bukan hanya dengan sekedar memberikan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan memberikan beras bulog untuk makan satu minggu, tetapi yang harus dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah, kalau mau sungguh-sungguh membangun papua adalah dengan membuka "akses transportasi darat" antara satu kabupaten ke kabupaten yang lain juga antara satu distrik ke distrik yang lainnya. Hanya itu jalan satu-satu membangun papua dan SDM papuan. Omong kosong orang bilang membangun SDM dulu baru hal lain akan mengikutinya tetapi walaupun SDM memadai apa gunanya jika infrastrukturnya belum memadai? Orang-orang pedalaman sekarang sudah pintar-pintar, mereka bisa saja menghasilkan uang yang banyak, membuat rumah yang sehat dan memenuhi semua kebutuhannya dengan cara menjual hasil kebun, hasil hutan juga ternak namun persoalanya adalah dimana mereka menjualnya? mendistribusikan kemana? mengangkutnya menggunakan apa?.
    Sekali lagi saya tegaskan bahwa: "kalau mau bangun papua dengan sungguh-sungguh, caranya hanya satu yaitu, Membuka Akses Transportasi Darat" supaya isolasi itu terbuka sehingga masyarakat di daerah pedalaman dengan sendirinya akan mengikuti perkembangan pada akhirnya tidak akan ada kata "Tertinggal dan terbelakang" kalau belum melakukan hal itu jangan bermimpi melihat perubahan akan datang sendiri.
    Begitulah kendala yang ada di daerah pedalaman pegunungan Papua yang mengakibatkan anak-anak yang seharusnya dengan mudah memperoleh pendidikan yang sama dengan anak-anak di daerah lain, namun apa boleh buat mereka harus berjuang lebih keras mencari sekolah(Ilmu) ke kota dengan menantang alam yang begitu sulit, naik gunung turun lembah menyeberangi sungai yang deras dan melewati belantara gunung yang  rata-rata suhunya kira-kira -0.20 oC-10oC untuk memperoleh ilmu di kota. Ada sekolah-sekolah di kampung tetapi tidak ada gurunya sama sekali, hal itu bukan karena para guru tidak mau mengabdi tetapi tidak ada perhatian dalam hal menyiapkan fasilitas yang layak dan tidak tercukupi kebutuhan sehari-hari para guru.
   Dulu saya pikir cuma saya yang mengalami hal-hal seperti itu dan adik-adik saya tidak akan mengelami nasib seperti saya tetapi sampai sekarang tidak ada perubahan terutama di kampung saya. Apakah hal itu takdir buat kami anak-anak di pedalaman pegunungan Papua?....saya kira tidak. apakah hal itu salah kami?...Tidak juga karena kami tahu bahwa sebenarnya kami ingin maju dan sejajar dengan orang-orang dari daerah lain di NKRI ini. Jadi mengapa dari dulu sampai sekarang belum ada perubahan?...Pemerintahan NKRI tidak ada hati untuk membangun kami, membangun infra struktur kampung kami, tidak peduli pada kami, hanya peduli pada sumber daya alam kami. Dulu saya tidak tahu apa negara saya, sekarang saya masih bingung apakah saya  adalah Warga Negara Republik Indonesia (NKRI)? Mengapa saya tidak merasakan rasa cinta saya terhadap NKRI? apa NKRI buat untuk kami supaya tumbuh rasa nasionalisme dalam diri kami? kalau memang NKRI tidak mampu urus kami LEGOWO saja Biarkan kami urus diri sendiri dalam Negara kami sendiri. Simple kan? saya menulis begini bukan maksud meminta sesuap nasi untuk mengisi perut saya tetapi saya peduli terhadap generasi yang ada sekarang dan yang akan datang di daerah pedalaman pegunungan Papua. 

   "KAWAN KAMI BUKANNYA TERTINGGAL TETAPI TERTINGGALKAN OLEH NKRI"